Perusahaan kini tak hanya mengandalkan peran manusia dalam proses rekrutmen, namun juga menggunakan bantuan artificial intelligence atau AI dalam menyeleksi calon karyawan mereka. Artificial Intelligence merupakan teknologi yang semakin menarik perhatian setiap tahun dan menjadi inti penjualan dalam aplikasi yang melayani hampir setiap industri. Meskipun AI masih jauh dari kemampuan kognitif manusia, namun banyak mesin modern yang mampu belajar, membuat keputusan sulit, serta berpikir. Oleh karenanya, kini perangkat lunak berbasis AI menjadi solusi paling fleksibel untuk berbagai bidang bisnis. Hal tersebut memberi lebih banyak peluang untuk otomatisasi proses yang tidak memerlukan kreativitas tingkat tinggi sehingga dapat dilakukan oleh mesin. Penggunaan AI dalam beberapa tahun terakhir juga semakin meningkat tajam, terutama diadopsi dalam pengembangan SDM dan proses rekrutmen. AI dinilai ampuh dalam membantu proses perekrutan dan membantu perekrut dalam mengembangkan strategi perekrutan mereka di masa yang akan datang. Terutama membantu membuat daftar pekerjaan awal menjadi lebih menarik, hingga proses wawancara yang lebih efisien.
Adanya AI membuat proses otomatisasi menjadi lebih mudah dikarenakan kemampuan dari artificial intelligence untuk menganalisa data dalam jumlah banyak dan mengestimasi secara cepat kemungkinan-kemungkinan yang ada. Teknologi AI banyak digunakan tidak hanya di bidang IT, melainkan juga mulai merambah bidang pemasaran ataupun sumber daya manusia. Oleh karenanya, tidak mengherankan apabila AI mulai diperkenalkan sebagai alat bantu perusahaan dalam proses rekrutmen, untuk membantu melakukan otomatisasi proses dan menemukan cara baru dalam merekrut karyawan. Meski sejarah penggunaan AI sudah tercatat sejak ratusan tahun lalu , namun penggunaannya dalam bidang rekrutmen mulai banyak dibicarakan sejak 2017 silam. AI menjadi tren terbaru dalam industri perekrutan, dan melihat perkembangannya yang sangat pesat hingga saat ini bisa dipastikan bahwa tren AI tidak akan hilang dalam beberapa waktu ke depan.
Bagaimana AI Mengubah Proses Rekrutmen
Perkembangan terbaru dalam teknologi SDM adalah AI dalam rekrutmen. Teknologi AI tampak sangat menjanjikan karena memungkinkan perekrut dalam melengkapi profil komprehensif dari kumpulan data besar yang tidak terstruktur, dan dengan cepat mencocokkan kumpulan keterampilan yang dibutuhkan untuk posisi tertentu dengan profil pekerjaan calon karyawan. Adapun perubahan yang dibawa oleh AI dalam rekrutmen akan signifikan dikarenakan dalam banyak aspek, proses rekrutmen memiliki tugas yang berlebihan dan memakan waktu yang bisa dengan mudah diotomatisasi melalui artificial intelligence. Adanya AI juga membantu perusahaan untuk mengurangi biaya operasional, yakni dengan mengotomatisasikan tugas tingkat rendah dan memberikan informasi yang lebih komprehensif terhadap pengambil keputusan. Tidak hanya berperan dalam mengurangi beban administratif, perangkat lunak berbasis AI tertentu juga dapat melihat keahlian calon karyawan dalam praktiknya. Seperti penggunaan metode filter dalam perekrutan calon karyawan di bidang IT, dengan menguji kandidat melalui beberapa tantangan pengkodean yang dihasilkan secara otomatis.
Penggunaan AI dalam Rekrutmen
Penggunaan AI dalam rekrutmen ternyata membawa solusi inovatif bagi masalah baru yang muncul di era baru yang dihadapi oleh perusahaan terkait SDM dan rekrutmen, yakni terkait tenaga kerja multi-generasi, meningkatnya masalah kesehatan mental, promosi, atau budaya inklusif.
Adapun, seiring berjalannya waktu, semakin banyak solusi berbasis AI yang menawarkan bantuan dalam menilai keterampilan dan pengalaman kandidat menggunakan algoritma khusus. Berikut akan kami bahas beberapa penggunaan AI dalam rekrutmen.
1. Screening Cerdas
Bagian paling sulit dalam proses rekrutmen disebutkan oleh ReadWrite adalah bagian dalam menyaring banyaknya kandidat karyawan yang melamar ke dalam daftar yang lebih sedikit. Apabila diintegrasikan dengan applicant tracking software (ATS), perangkat lunak penyaringan AI dapat membuat rekomendasi perekrutan dengan memanfaatkan data seperti kinerja kandidat, prestasi, pengalaman, dll. Bahkan, teknologi AI juga dapat melakukan screening dan mempelajari pengalaman serta keahlian kandidat yang ada sehingga mampu membuat rekomendasi yang sesuai.
Baca Juga: Bagaimana ATS Bisa Membantu Anda?
2. Chatbot Perekrut
Chatbot perekrutan AI berfungsi sebagai asisten perekrutan, di mana chatbots dapat mengumpulkan informasi dasar dari kandidat, seperti pendidikan dan pengalaman, dan mengajukan pertanyaan seleksi dasar. Berdasarkan umpan balik, chatbots dapat menentukan peringkat perekrut potensial dan menghemat waktu dan tenaga mereka. Chatbots juga dapat menghilangkan keraguan kandidat yang terdapat dalam FAQ dan mengatur wawancara dengan kandidat yang tepat, mengotomatiskan hampir 80 aktivitas penyaringan.
3. Sumber Kandidat Otomatis
Menemukan kandidat yang tepat untuk membangun rekrutmen merupakan tugas yang menantang dan memakan waktu. AI pencarian kandidat dapat membantu memperluas jangkauan perekrut, dikarenakan kecerdasan buatan dapat memindai jutaan profil dari berbagai portal pekerjaan, platform media sosial, dan lainnya hanya dalam hitungan detik. Dengan begitu, AI dapat mengotomatisasi bagian proses ini dan perekrut dapat fokus pada proses perekrutan berikutnya.
3. Penemuan Kembali Kandidat
Dikarenakan AI dapat bekerja dengan sejumlah besar data dalam hitungan detik, AI akan memanfaatkan database kandidat perusahaan sebelumnya secara maksimal. Sehingga, dibandingkan harus menghabiskan banyak uang untuk mencari kandidat baru, perusahaan bisa menggunakan kumpulan kandidat yang sudah ada sebelumnya untuk menemukan kandidat kuat yang mungkin cocok untuk posisi pekerjaan yang ada.
5. Mempekerjakan Pekerja Jarak Jauh
Semenjak pandemi terjadi, banyak perusahaan mulai menerapkan gaya bekerja jarak jauh atau work from home. Bahkan, berdasarkan data yang dihimpun oleh Stanford , di Amerika Serikat sendiri sebanyak 42% mulai bekerja secara penuh dari jarak jauh atau tempat tinggal mereka. Tidak hanya di luar, fenomena tersebut juga terjadi di indonesia. Dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat terutama dikarenakan pandemi secara tidak langsung telah mengubah budaya kerja banyak perusahaan, yakni salah satunya peran WFH. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perekrut untuk merekrut, karena mempekerjakan pekerja jarak jauh memiliki hambatannya sendiri. Namun, dengan menggunakan alat penyaringan awal yang didukung AI, wawancara video yang dikombinasikan dengan beberapa AI, dan banyak lagi, perekrut dapat merekrut dengan lebih baik dan lebih cepat.
6. Perekrutan Keragaman
Perekrut dapat memperluas upaya perekrutan keragaman mereka dengan menerapkan perangkat lunak berbasis AI. Dengan menggunakan AI, perusahaan dapat menganalisis proses rekrutmen, perekrutan, dan promosi saat ini, serta blind hiring, dan untuk membuat iklan pekerjaan yang inklusif. Berdasarkan data dari Crowdstaffing sekitar 56% pelamar percaya bahwa AI kurang bias dibandingkan perekrut, dan sekitar 9% percaya bahwa mengadopsi AI dapat meningkatkan peluang pelamar untuk dipekerjakan. Hal tersebut dikarenakan perekrut mungkin menyadari bias sadar yang mereka miliki saat melakukan rekrutmen, tetapi mungkin tidak menyadari bias bawah sadar mereka. Sehingga dengan menggunakan AI, perekrut dapat mempromosikan keragaman di tempat kerja yang belakangan ini menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya produktivitas, kepuasan, retensi, kreativitas karyawan, dan lainnya.
Baca Juga: Meningkatkan Keberagaman dengan AI
7. Analisis Ekspresi Wajah
Melakukan wawancara video dapat menghemat banyak waktu bagi kedua belah pihak, yakni bagi kandidat dan perekrut. Wawancara video yang berbasis AI tidak hanya menyimpan proses wawancara kandidat, melainkan juga mampu menganalisis ekspresi kandidat, menangkap dan menganalisis suasana hati, menilai ciri kepribadian, dan banyak lagi. Beberapa perusahaan besar seperti Unilever, Dunkin’ Donuts, dan IBM mengatakan bahwa penggunaan AI dalam wawancara video dinilai mampu meningkatkan keragaman etnis dan sosial ekonomi dalam karyawan mereka.
8. Proposisi Nilai Karyawan yang Disesuaikan
Membuat proporsi nilai karyawan tentu tidak dapat mengikuti prinsip “satu untuk semua”. Hal tersebut disebabkan setiap karyawan memiliki keterampilan, pengalaman, dan yang terpenting, kebutuhan, tujuan, dan aspirasi mereka masing-masing. Sesuatu yang berharga bagi satu karyawan mungkin saja tidak berharga bagi yang lain. Oleh karenanya, menawarkan proposisi nilai yang dipersonalisasi kepada karyawan dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan karyawan yang lebih bahagia. Dengan bantuan AI, dapat menganalisis perilaku karyawan, ciri kepribadian, dan lainnya untuk mempersonalisasi proposisi nilai perusahaan bagi seorang karyawan. Penyesuaian tersebut dapat membantu perusahaan dalam membuat penawaran yang menguntungkan bagi kandidat dengan permintaan tinggi dan secara langsung meningkatkan tingkat konversi perusahaan secara keseluruhan.
9. Pemeriksaan Latar Belakang Lebih Cepat
Pemeriksaan latar belakang kandidat merupakan bagian penting dari proses perekrutan. Di tahap ini perekrut akan melakukan verifikasi kredensial, pengalaman, pendidikan, dan sebagainya dari kandidat. Dapat dikatakan bahwa proses ini merupakan proses yang cukup membosankan dan memakan banyak waktu. Namun, melalui penggunaan perangkat lunak rekrutmen yang berbasis AI, proses ini dapat dibuat efisien, dipersonalisasi sesuai kebutuhan, tidak memihak, serta lebih cepat. Salah satu platform yang menawarkan solusi ini adalah Checkr yang membantu melakukan otomatisasi proses pemeriksaan latar belakang dengan perangkat lunak berbasis AI-nya.
Melalui artikel ini, kita dapat simpulkan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan memberikan manfaat bisnis yang signifikan di tahun-tahun mendatang. Studi yang dilakukan oleh LinkedIn juga menyebutkan setidaknya 76 persen manajer perekrutan percaya bahwa kecerdasan buatan akan berperan penting dalam bisnis di masa depan. Hal tersebut dikarenakan AI merupakan solusi sempurna untuk merekrut talenta terbaik yang akan menonjol di perusahaan, karena mampu menggunakan data dalam jumlah besar untuk memprediksi hasil lebih baik daripada orang lain. Selain itu, tidak hanya menghemat waktu di departemen SDM, namun AI juga memberikan gambaran kepada kandidat apakah mereka menginginkan pekerjaan tersebut.