Berdasarkan pada hasil survey yang terangkum dalam artikel ideal.com menyimpulkan 52% talent acquisition leaders mengatakan bagian tersulit dalam proses rekrutmen adalah mengidentifikasi kandidat yang tepat dari jumlah pelamar yang sangat banyak.
Artificial Intelligence (AI) menawarkan solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh para talent acquisition. Dewasa ini sebagai banyak Human Recruiter (HR) perusahaan yang mengintegrasikan AI dalam proses rekrutmennya. AI memiliki kemampuan untuk menyaring informasi tepat dari kumpulan data yang besar, spot patterns, dan berkembang dari waktu ke waktu. Penerapan AI memungkinkan perusahaan mempercepat proses rekrutmen dengan mengotomatisasi tahapan perekrutan sembari tetap memastikan kecocokan pelamar dengan keinginan perusahaan.
AI membawa revolusi nyata pad acara perusahaan menemukan talent yang sesuai. Ingin mengetahui lebih banyak tentang AI ? Baca terus artikel di bawah ini!
Apa itu Artificial Intelligence (AI)?
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan AI atau kecerdasan buatan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh suatu sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan tepat, untuk belajar dari data tersebut, serta menggunakan pembelajaran agar mewujudkan tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel. AI diimplementasikan pada suatu mesin atau komputer agar melakukan pekerjaan seperti yang bisa dilakukan manusia. Secara teknis, AI adalah model statistik yang diterapkan dalam pengambilan keputusan dengan cara menggeneralisir karakteristik dari suatu objek berbasis data yang dipasang di berbagai perangkat elektronik.
AI dalam tahapan rekrutmen talent adalah mengimplementasikan solusi berbasis AI dalam proses pencarian, pemilihan dan perekrutan kandidat untuk posisi tertentu. Tujuannya adalah untuk mengotomatisasikan tahapan yang panjang dan membutuhkan sumber daya yang banyak. AI juga membantu pada proses pra-penyaringan CV dari volume kandidat yang besar dan pencocokan profil dengan lowongan pekerjaan tertentu.
AI dalam proses rekrutmen membantu menganalisis resume kandidat untuk menemukan talent dengan kemampuan standar yang sesuai atau relevan dengan pekerjaan yang ditawarkan. Maka, AI akan melakukan penilaian terhadap tingkat pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan dan juga surat lamaran untuk memastikan apakan kandidat cocok atau tidak dengan pekerjaan yang ada. Implementasi AI menjadikan proses pencarian karyawan menjadi lebih efektif dan efisien.
Kehadiran AI sudah dikenal dari zaman dahulu, namun penerapan AI dalam proses rekrutmen banyak dibicarakan pada tahun 2017. Sampai saat sekarang ini AI menjadi salah satu solusi dalam rekrutmen yang rumit dan memakan waktu lama, sehingga menjadi lebih sederhana dan cepat. Teknologi AI memungkinkan perekrut untuk menemukan kandidat yang tepat dari kumpulan data besar yang tidak terstruktur.
Keuntungan Menggunakan AI dalam Proses Rekrutmen
AI memberikan berbagai manfaat dalam tahapan rekrutmen kandidat karyawan. Beberapa manfaat melalui pengimplementasian AI adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Perekrutan
Kualitas perekrutan menjadi salah satu indikator yang menentukan Key performance Index (KPI) untuk divisi Sumber Daya Manusia di perusahaan, karena dijadikan dasar untuk mengukur efektivitas proses rekrutmen untuk menemukan kandidat yang produktif. Melalui AI kita juga dapat mewujudkan peningkatan metrik KPI karena mampu mencocokkan pelamar dengan posisi yang ditawarkan berdasarkan data yang diproses sebelumnya.
AI menggunakan algoritma yang mampu memberikan penilain tepat untuk setiap pelamar. AI dapat menganalisis pengetahuan, keterampilan dan pengalam kandidat kemudian membandingkannya dengan persyaratan lowongan pekerjaan untuk menentukan seberapa cocok kandidat dengan posisi tersebut. Hal ini memungkinkan perekrut menemukan kandidat sesuai serta mengurangi kemungkinan pergantian karyawan. AI juga mengurangi bias yang terjadi dalam proses rekrutmen secara manual oleh recruiter.
2. Proses Rekrutmen Berjalan Lebih Efektif dan Efisien
Tahapan rekrutmen yang dilakukan secara tradisional membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pengimplementasian AI. Metode tradisional mengharuskan recruiter untuk menyaring resume secara manual untuk menemukan kandidat yang cocok untuk posisi tersebut. Hal ini membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak. Kelemahan metode tradisional lainnya adalah, proses rekrutmen membutuhkan waktu yang lebih lama, hal ini membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk menemukan kandidat terbaik dan berbakat.
AI menyelesaikan permasalahan yang dihadapi selama proses rekrutmen secara tradisional. AI mampu mengotomatiskan tugas recruiter dalam menemukan dan memilih kandidat terbaik. Hal ini membuat proses pencarian kandidat menjadi lebih efektif. Selain itu penggunaan AI juga berdampak pada penurunan biaya proses rekrutmen.
3. Perekrutan yang Lebih Beragam dan Inklusif
Membangun lingkungan kerja yang lebih beragam dan inklusif menjadi tanggung jawab bersama stakeholder perusahaan. Hal ini bisa diwujudkan dimulai dari memberikan kesempatan kepada semua orang tanpa mempertimbangkan jenis kelamin, etnis, penampilan, atau keberagaman lainnya. Perwujudannya mengalami hambatan jika tahapan rekrutmen dilakukan secara manual. Terdapat stereotip budaya dan faktor sistemik lainnya yang memungkinkan rekruter bias dalam seleksi pencarian kandidat.
AI bisa mewujudkan keberagaman dan inklusif di perusahaan, karena AI hanya berfokus pada representasi yang dibangun sebelumnya, jadi penting untuk membangun AI dengan representasi populasi andal. Sehingga mampu mengurangi bias yang terjadi dalam tahapan rekrutmen.
4. Adaptif untuk Perekrutan Jarak Jauh
Kondisi pandemi mengharuskan Kita menjaga jarak dan mengurangi perkumpulan, termasuk dalam aktivitas pekerjaan. Dimana, perusahaan mengembangkan sisteman Work From Home atau Remort Working, tidak ketinggalan juga dalam tahapan menumemukan karyawan baru. Rekruter yang mengimplementasikan AI bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Pembukaan posisi dengan sistem Remote atau WFH memberikan akses untuk menemukan kandidat dengan kemampuan yang lebih besar, hal ini juga meningkatkan jumlah talent yang melamar. Menganalisis resume kandidat dalam volume besar secara manual akan membuat recruiter kewalahan, tetapi AI bisa menyelesaikannya dengan mudah. AI terkoneksi dengan teknologi secara digital, sehingga rekruter bisa mengarahkan kandidat pada platform berbasis AI, hal ini akan menghemat sumber daya dan waktu recruiter.
5. Meningkatkan Komunikasi dengan Kandidat
Kandidat mengharapkan tanggapan dari recruiter setelah mengirimkan berkas lamarannya. Namun, jumlah pelamar yang besar membuat recruiter kewalahan mengirimkan informasi kepada semua kandidat jika dilakukan secara manual, sehingga komunikasi antara kandidat dan recruiter tidak berjalan dengan baik.
Implementasi AI memungkinkan recruiter untuk mengotomatiskan komunikasi penting, seperti mengirimkan email setiap kali kandidat mengajukan lamaran, mengirimkan jadwal wawancara yang akan diselenggarakan atau mengkomunikasikan secara rinci tentang tahapan rekrutmen yang berlangsung. Sehingga komunikasi perekrut dan kandidat bisa berjalan dengan baik.
Bagaimana AI mengubah Peran Perekrut ?
Artikel ideal.com menjelaskan pakar industri meyakini jika masa depan AI untuk perekrutan adalah Augmented Intelligence, dimana kemampuan manusia tidak sepenuhnya bisa digantikan dengan teknologi. Sebaliknya, AI membantu meningkatkan kemampuan dan efisiensi manusia. Terdapat 3 cara AI merubah peran perekrut, yaitu:
- Memungkinkan perekrut melakukan perekrutan secara strategis dan proaktif.
- Perekrut memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkomunikasi dengan kandidat secara langsung untuk membangun hubungan dan membantu menemukan kecocokan kandidat dengan budaya perusahaan.
- Meningkatkan nilai KPI dan kualitas perekrutan.