Wellbeing atau kesejahteraan menjadi hal yang utama oleh individu. Pekerjaan menjadi salah satu bentuk usaha untuk mewujudkannya. Namun, tidak jarang karyawan atau pekerja merasa terjebak dengan pekerjaannya, sehingga sulit mencapai well being yang diharapkan.
Kaya wellbeing index menyebutkan jika selama COVID-19 pekerja mengemban tanggung jawab 20 persen lebih berat dari biasanya. Ketidakjelasan batasan antara pekerjaan kantor dan ruang pribadi menjadi salah satu penyebabnya. Survey tersebut juga menjelaskan jika 40 persen pekerja mengalami penurunan kesehatan mental selama pandemi.
Penurunan mental health karyawan tidak hanya merugikan dirinya sendiri, namun juga akan berdampak pada performa dan kinerjanya dalam menyelesaikan pekerjaan. Oleh karena itu, selain memastikan semua projek berjalan sesuai rencana, management juga harus memberikan perhatian terhadap tingkat kesejahteraan pekerja.
Definisi Well-being
Oxford English Dictionary mendefinisikan wellbeing sebagai keadaan nyaman, bahagia atau sehat. Namun, konsep kesejahteraan tidak hanya terbatas pada kebahagiaan yang dirasakan pada momen-momen tertentu. Setiap orang melihat kesejahteraan dengan standar subjektif, sehingga sulit ditentukan kriteria kesejahteraan secara umum, selain itu juga bukan hal mudah untuk mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan individu.
Artikel Wellbeing sendiri menjelaskan jika kesejahteraan tidak hanya berfokus pada ada atau tidaknya penyakit dalam diri seseorang. Hal ini merupakan kombinasi kompleks dari berbagai faktor seperti kesehatan fisik, mental, emosional, dan sosial seseorang. Kesejahteraan erat kaitannya dengan kebahagiaan dan kepuasan hidup. Secara ringkas wellbeing mengacu pada bagaimana Kamu menggambarkan perasaan tentang diri sendiri dan juga kehidupan yang dijalani.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Walaupun belum bisa dipastikan secara spesifik faktor utama yang mempengaruhi kesejahteraan seseorang. Beberapa hal berikut ini diyakini memberikan pengaruh terhadap well being individu, faktor-faktornya adalah:
- Hubungan harmonis yang terjalin dengan pasangan, teman dekat, kenalan di lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan
- Karir yang memuaskan sekaligus menyenangkan
- Pendapatan yang cukup
- Kesehatan fisik terjaga melalui olahraga rutin
- Nutrisi terjaga dengan baik
- Tidur yang cukup
- Keyakinan akan suatu paham, spiritual dan keagamaan
- Melakukan hobi yang menyenangkan
- Tujuan realistis dan bisa diwujudkan
- Kemampuan beradaptasi yang baik dengan berbagai perubahan
Cara Management Perusahaan Meningkatkan Well Being Karyawan
Kondisi, lingkungan dan beban pekerjaan menjadi sumber stress yang signifikan bagi pekerja. Hasil penelitian yang terlampir pada artikel Harvard Business Review Analytic Services menyimpulkan jika mendesain pekerjaan memiliki efek yang substansial terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawan serta berpengaruh pada biaya perawatan kesehatan.
Artikel yang ditulis oleh Kelly et al (2021) ini juga memperlihatkan kerangka kerja yang bisa digunakan manajemen perusahaan untuk mengubah praktik kerja perusahaan dengan desain baru yang lebih bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan organisasi. Kerangka tersebut disusun berdasarkan pada tujuh pendekatan berikut ini:
Memberikan karyawan lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk menentukan bagaimana cara mereka menyelesaikan pekerjaannya.
Memberikan keleluasan kepada karyawan untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai dengan caranya tidak hanya berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental mereka tetapi juga dengan kesehatan fisiknya. Hasil penelitian menunjukkan jika tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kontrol pekerjaan rendah secara signifikan meningkatkan risiko diabetes dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Perubahan kecil ini akan berdampak besar pada kesehatan mental dan kinerja pekerja di perusahaan. Sebuah studi yang dilakukan pada pusat panggilan layanan pelanggan memperlihatkan ketika perusahaan memberikan pelatihan lebih banyak pada karyawan yang membuat mereka memiliki kemampuan untuk mengemban tugas baru dan menyelesaikan lebih banyak keluhan dari panggilan berdampak positif terhadap kesejahteraan dan kinerjanya di tempat kerja.
Memberikan pekerja fleksibilitas untuk menentukan kapan dan dimana mereka bekerja
Konsep ini sudah mulai diterapkan dalam perusahaan startup yang memberikan ruang lebih banyak bagi karyawan dalam pengambilan keputusan kapan dan dimana mereka bekerja. Hasil penelitian menunjukkan jika memberikan pekerja lebih banyak kendali terhadap jadwal mereka akan meningkatkan well being yang mereka rasakan. Perubahan desain kerja ini juga mengurangi turnover karyawan dalam industri.
Meningkatkan stabilitas jadwal pekerja
Tidak jarang dalam industri ritel dan jasa, karyawan tidak memiliki jadwal pasti dalam bekerja, hal ini dikarenakan organisasi melakukan penyesuaian jadwal kerja dengan permintaan konsumen yang berfluktuasi. Penelitian memperlihatkan jika jadwal tidak tetap berdampak negatif terhadap kesejahteraan karyawan, karena mereka kesulitan untuk mengatur jadwal pribadi dan tanggung jawab mereka terhadap keluarga dan lingkungan. Ketidakstabilan jadwal membuat mereka bermasalah dengan kualitas tidur dan tekanan emosional yang lebih besar. Jadi perusahaan harus mengatur jadwal kerja terbaik untuk menjaga kualitas kerja karyawan.
Memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah di tempat kerja
Memberikan peluang dan kesempatan bagi karyawan untuk lebih aktif dalam tempat kerja akan mendorong kesejahteraan mereka. Selain itu, mereka yang diberi peluang untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah memiliki keinginan rendah untuk meninggalkan pekerjaannya. Jadi, hal ini membantu perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaiknya.
Memiliki jumlah karyawan yang cukup, agar pendistribusian tugas dilakukan secara masuk akal
Tuntutan kerja tinggi dan jam kerja yang panjang berdampak negatif terhadap well being karyawan. Oleh karena itu, organisasi harus memastikan jika mereka memiliki jumlah pekerja yang cukup untuk mengembang semua tanggung jawab yang ada. Jika pendistribusian pekerjaan tidak adil akan menyebabkan karyawan merasa lebih tertekan.
Mendorong manajer organisasi untuk memenuhi kebutuhan pribadi karyawan
Tidak semua karyawan berstatus hanya sebagai pekerja, akan tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai seorang ibu, seorang anak yang bertanggung jawab terhadap orang tuanya, atau tanggung jawab pribadi lain yang melekat pada karyawan. Hasil penelitian menunjukkan jika organisasi bisa berkompromi dan memahami kebutuhan pribadi karyawan akan mengurangi permasalahan tidur dan kondisi penyakit fisik dan mental yang dirasakan karyawan.
Mengambil langkah-langkah untuk menumbuhkan rasa memiliki di antara karyawan
Membangun budaya kerja yang memungkinkan karyawan untuk mengembangkan hubungan antar rekan kerja menjadi strategi penting untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Hubungan sosial yang terjaga akan menurunkan tekanan psikologi karyawan sehingga kesehatan mental mereka akan terjaga.
Cara lain yang bisa dijalankan oleh management untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah:
Membangun komunikasi efektif dengan pekerja
Management yang melakukan pembahasan secara terbuka dan jujur mengenai kesejahteraan akan membantu karyawan untuk terbuka dan percaya diri membicarakan masalah dan hambatan yang mereka rasakan dalam lingkungan kerja, sehingga manager bisa mengambil tindakan tepat untuk mendukung mereka. Organisasi bisa membuka sisi konseling yang membantu karyawan untuk membicarakan permasalahannya.