Perusahaan membutuhkan banyak tahapan dan waktu untuk menemukan karyawan yang tepat untuk menjalankan aktivitas bisnisnya, terutama untuk jenis usaha dalam skala kecil dan menengah. Memilih karyawan yang salah berdampak negatif pada kinerja perusahaan dan hal ini akan berefek lebih besar pada bisnis dengan skala lebih kecil.
Ketika mencari karyawan perusahan harus mengeluarkan biaya pembuatan lowongan kerja, menghabiskan waktu untuk menyaring CV dan resume, melaksanakan wawancara serta menyediakan pelatihan karyawan baru. Mengingat biaya dan waktu yang dihabiskan untuk mendapatkan karyawan, maka perusahaan mengupayakan untuk mengurangi pergantian karyawan.
Definisi Turnover Karyawan Perusahaan
Tingkat turnover karyawan didefinisikan sebagai persentase karyawan yang meninggalkan suatu perusahaan dan perlu diganti dalam waktu tertentu. Pergantian pekerja terjadi secara sukarela dan tidak sukarela. Turnover sukarela terjadi ketika karyawan meninggalkan bisnis karena kemauan sendiri seperti untuk alasan pribadi, pekerjaan baru, mengejar pendidikan atau pensiun dini. Sedangkan pergantian tidak sukarela terjadi karena karyawan memiliki permasalahan dengan perilaku atau kinerja, atau alasan lain yang membuat perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Ketika mengukur tingkat turnover karyawan, perusahaan harus mempertimbangkan konteks demografi, kelompok usia, pangsa pasar dan industri.
Tingkat turnover tahunan karyawan bisa dihitung menggunakan persamaan berikut ini:
Turnover menjadi salah satu indikator penilaian kondisi kerja di suatu perusahaan. Tingkat pergantian karyawan yang tinggi menjadi cerminan kemungkinan besar kinerja perusahaan kurang baik. Sebaliknya, turnover yang rendah menandakan bisnis memiliki fondasi dasar yang kuat. Berdasarkan pada artikel Human Resources Director disebutkan jika tingkat turnover tertinggi di kawasan Asia Pasifik adalah sekitar 46%, dimana sekitar 50%nya terjadi pada generasi millennial, 40% dilakukan oleh generasi X dan dibawah 10% oleh generasi baby boomers.
Alasan Perusahaan Harus Memperhatikan Turnover Karyawan
Pergantian karyawan menjadi hal yang tidak bisa dihindari, namun perusahaan harus melakukan upaya untuk mencegahkan. Hal-hal berikut ini bisa menjadi pertimbangan kenapa perusahaan harus mempertahankan karyawannya:
1. Biaya Perputaran Karyawan
Biaya pasti yang harus dikeluarkan perusahaan karena tingkat pergantian tinggi adalah biaya perekrutan dan membutuhkan waktu lama untuk menemukan pengganti yang sesuai. Missouri Business Net menjelaskan jika biaya rata-rata penggantian seorang karyawan adalah sepertiga dari gaji tahunan karyawan baru, biaya ini dikeluarkan untuk iklan rekrutmen, waktu yang dikorbankan untuk proses perekrutan dan tenaga kerja yang terlibat dalam pelatihan karyawan baru.
Selain biaya pasti, terdapat biaya tersembunyi yang muncul akibat turnover. Tingginya perputaran karyawan dalam jangka panjang berdampak terhadap kesejahteraan perusahaan, termasuk didalamnya penurunan moral di tempat kerja, penurunan kualitas produk dan layanan serta menjadi pemicu penurunan produktivitas.
2. Semangat Kerja Rendah
Pergantian kerja tinggi mengakibatkan pekerja yang masih berada di perusahaan bertanggung jawab terhadap beban tugas yang lebih banyak. Hal ini menjadi sumber stress yang menyebabkan frustasi dan semangat kerja karyawan menjadi rendah.
Turnover juga memiliki dampak sosial, karyawan yang memutuskan meninggalkan perusahaan bisa mempengaruhi pola pikir karyawan lainnya terhadap perusahaan, yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
3. Penurunan Kualitas
Secara umum aktivitas bisnis melibatkan berbagai pihak termasuk pihak eksternal. Pergantian karyawan yang tinggi menyebabkan pertemuan dan pertanggungjawaban terhadap klien dilakukan oleh orang berbeda. Jika berlangsung dalam waktu lama dan frekuensi pergantian tinggi menyebabkan klien kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan. Hal ini berdampak pada citra perusahaan karena dinilai tidak memenuhi kualitas yang diharapkan klien.
4. Gangguan Produktivitas
Jika turnover terjadi pada karyawan senior dengan kemampuan dan pengalaman mumpuni akan mengganggu produktivitas bisnis. Pergantian staf juga diikuti dengan hilangnya pengetahuan dan staff ahli di suatu bidang. Selain membutuhkan waktu dan biaya untuk menemukan pengganti yang sesuai, penggantian ini juga memerlukan adaptasi dalam waktu tertentu agar bisnis berjalan seperti semula.
Upaya yang Bisa Dilakukan Perusahaan untuk Mempertahankan Karyawan
Mengingat pentingnya menjaga tingkat turnover karyawan dalam angka yang rendah maka perusahaan harus melakukan beragam upaya agar pekerja betah dan bertahan di perusahaan. Beberapa hal berikut ini bisa diterapkan perusahaan untuk menjaga loyalitas karyawan:
1. Berinvestasi pada karyawan
Ketika berinvestasi pada karyawan maka mereka akan merasa menjadi bagian penting dari perusahaan. Kesempatan pengembangan diri dan mendapatkan skill professional menunjukkan jika perusahaan berinvestasi untuk kesuksesan karyawan, sehingga mereka akan menjaga loyalitasnya terhadap perusahaan.
Mempromosikan kesempatan untuk pengembangan diri selain meningkatkan kinerja karyawan perusahaan juga menarik minat karyawan baru untuk mendaftar.
2. Memberikan Kompensasi pada Karyawan
Kompensasi yang diberikan perusahaan mengindikasikan jika kontribusi mereka dihargai. Memberikan penghargaan terkadang terlihat sepele, namun hal ini menjadi faktor penentu loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Walaupun uang bukan menjadi alasan utama penyebab tingginya turnover, tapi perusahaan harus memastikan untuk membayar karyawan sesuai dengan skill, dan tanggung jawab yang diembannya. Jika terpenuhi, maka kemungkinan karyawan untuk keluar dari bisnis untuk mencari kesempatan di tempat lain akan berkurang.
3. Standarisasi Proses Rekrutmen
Selama proses seleksi kemungkinan memilih karyawan yang tidak sesuai bisa saja terjadi. Oleh karena itu untuk mencegah turnover karyawan karena alasan ketidak cocokan, perusahaan harus menetapkan standarisasi perekrutan, agar kandidat terpilih sesuai dengan kriteria yang diharapkan perusahaan.
4. Work Life Balance
Keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi menjadi indikator penting yang diperhatikan oleh karyawan terutama bagi pekerja milenial. Jika staff tidak bahagia maka mereka akan terkendala dalam penyelesaiannya tugas dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan jika beban kerja karyawan terkendali sehingga mereka tidak dipaksa untuk bekerja lembur atau memulai pekerjaan lebih awal.
[…] Baca juga: Angka Turnover : Apa dan Bagaimana Cara Menguranginya? […]