Apa Itu Positivity Workplace Culture?

Kebahagiaan dalam dunia kerja tidak hanya terbatas pada penyelesaian tanggung jawab kerja dengan baik. Melainkan juga meliputi tentang penyesuaian diri dengan organisasi dan merasa selaras dengan visi, misi, nilai, gaya dan budaya kerja perusahaan. 

Budaya adalah karakter dari organisasi yang membuatnya unik dan membedakannya dari organisme lain. Budaya merupakan gabungan dari nilai-nilai, tradisi, kepercayaan, interaksi, perilaku dan sikap semua anggota organisasi. 

Workplace culture merupakan bagian penting untuk mencapai keberhasilan bisnis. Budaya tempat kerja menjadi dasar dalam membentuk kualitas bisnis dan mengarahkan bagaimana stakeholder perusahaan untuk berpikir, bertindak dan bekerja sama. Budaya kerja harus tersusun dan terdefinisi dengan jelas agar terjalin keharmonisan dalam perusahaan.  

Hasil penelitian Deloitte yang termuat dalam www.forbes.com menyimpulkan jika 94 persen eksekutif dan 88 persen karyawan percaya bahwa budaya perusahaan penting untuk kesuksesan bisnis. Hasil studi tersebut juga menunjukkan jika 76 persen karyawan percaya jika strategi bisnis yang jelas akan membantu menciptakan budaya positif. 

Karakteristik Budaya Kerja Positif

Budaya kerja positif bisa terwujud dengan pengelolaan dan perencanaan pimpinan perusahaan bersama divisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Beberapa karakteristik yang memperlihatkan jika lingkungan tempat kerja mempunyai budaya positif terlihat di bawah ini:

Budaya dan Tujuan Perusahaan Sejalan 

Tujuan utama menjalankan bisnis adalah menjadi yang terbaik di bidangnya. Sehingga, perusahaan berupaya untuk mewujudkan tujuan tersebut. Namun, hanya berfokus pada tujuan dan tidak memperhatikan hal lainnya, rasanya tidak cukup untuk menginspirasi karyawan untuk memberikan yang terbaik. Mereka akan bergerak jika menjadi bagian dari sesuatu yang berarti. 

Budaya perusahaan diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut. Contohnya dalam sebuah bisnis sepatu lari, jika tujuan perusahaan hanya menguasai pangsa pasar yang luas, tidak akan membangun budaya positif di perusahaan. Namun, jika perusahaan membangun dan mengembangkan budaya dimana karyawan bisa terlibat dengan masyarakat, seperti membantu orang tetap bugar dan sehat dengan berlari, budaya ini sejalan dengan tujuan perusahaan. 

Komunikasi 

Komunikasi yang terjalin secara efektif menjadi pondasi untuk membangun budaya kerja positif. Melalui hal ini akan membantu semua karyawan untuk memahami tujuan perusahaan dan bagaimana mereka berkontribusi untuk mencapai hal tersebut. Selain itu, dengan komunikasi yang baik, karyawan bisa memahami apa yang diharapkan perusahaan dari mereka. 

Komunikasi yang terjalin dengan baik juga mendorong produktivitas dari karyawan. Komunikasi di perusahaan harus dijalankan dengan tiga prinsip yaitu sopan, jelas dan proaktif. Manajer harus membuat diri mereka bisa diakses atau tidak kaku seperti memberikan feedback kepada karyawan mengenai kinerjanya. Selain itu, karyawan juga didorong untuk bisa berkomunikasi baik dengan satu sama lain. Komunikasi efektif menjadi karakteristik implementasi budaya positif di perusahaan. 

Budaya Umpan Balik

Kesalahan menjadi hal yang tidak bisa dihindari selama bekerja, yang berdampak pada kinerja karyawan. Hal ini bisa diminimalisir dengan cara membangun budaya umpan balik di perusahaan. Ketika ditemukan kesalahan maka orang-orang akan memberitahu lebih awal dan lebih sering. Hal ini akan membuat karyawan merasa kesalahan adalah hal yang wajar dan bisa diterima, serta diberi kesempatan untuk memperbaiki diri. Sehingga karyawan bisa belajar dari kesalahan dan memiliki kinerja yang lebih baik. 

Jika perusahaan tidak mentolerir kesalahan dan tidak menerapkan budaya umpan balik, maka akan menjadi sumber tekanan bagi karyawan. Hal ini akan membuat karyawan tidak inovatif karena takut membuat kesalahan dan mencoba hal baru, yang berdampak pada penurunan produktivitasnya. 

Keberagaman 

Keberagaman menjadi salah satu indikator dalam membangun budaya kerja positif di perusahaan. Mempekerjakan orang-orang yang memiliki nilai, keyakinan dan ide yang sama dengan budaya perusahaan tidak selalu berdampak positif. Karena, perusahaan memiliki risiko kehilangan inovasi, ide, dan perspektif penting. Jadi perbedaan jenis kelamin, agama, usia, ras, etnis, dan budaya menjadi hal penting untuk membangun budaya kerja positif. 

Teamwork 

Sering kali tempat kerja dengan budaya positif memiliki pimpinan dan individu yang beragam. Namun terlepas dari berbagai perspektif yang mereka miliki, terdapat satu kesamaan yaitu bisa bekerja sama dengan baik. 

Keterlibatan dan Kesetiaan 

Lingkungan kerja dengan budaya positif membuat mereka senang untuk datang bekerja dan terlibat dalam setiap proses bisnis. Perasaan nyaman dalam bekerja membuat karyawan menghasilkan energi positif yang akan membantu penyelesaian tugas dengan baik. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Ketika seseorang merasa dilibatkan dalam sebuah kegiatan mereka akan memiliki kecenderungan untuk bertahan didalam organisasi 

Kesempatan untuk Bertumbuh

Setiap orang menginginkan perubahan termasuk kemampuannya dalam bekerja. Hanya segelintir orang yang mau bertahan melakukan pekerjaan yang sama tanpa perubahan untuk jangka waktu yang lama. 

Pertumbuhan dan perkembangan baik secara pribadi maupun professional merupakan karakteristik budaya kerja positif dan hal ini harus terus mulai terbiasa. Kesempatan ini bisa bermula melalui pelatihan formal dan informal. 

Bagaimana cara mewujudkan budaya kerja positif ? 

Budaya kerja positif tidak terbentuk dengan sendirinya, beberapa cara untuk mewujudkannya adalah sebagai berikut:

Menetapkan Etos dan Nilai Organisasi yang Jelas 

Memiliki serangkaian nilai inti dalam sebuah organisasi yang akan secara efektif dan didiskusikan dengan karyawan menjadi hal penting dalam membangun budaya kerja positif. Keterlibatan karyawan akan membuat mereka merasa menjadi bagian dari organisasi. 

Pengawasan dalam penerapan nilai-nilai organisasi juga harus diawasi secara teratur, sehingga karyawan merasakan tanggung jawab sebagai individu untuk mewujudkan nilai-nilai positif tersebut. Hal ini juga membantu mereka untuk memastikan dan mengevaluasi apakah sikap mereka sudah sesuai dengan nilai-nilai inti positif dari perusahaan. Sikap dan tindakan positif akan menghasilkan budaya kerja yang positif. 

Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi

Gaya kepemimpinan dan manajemen yang mendorong kerja sama tim dan komunikasi terjalin secara jujur dan terbuka sangat penting untuk menciptakan budaya positif dalam lingkungan kerja. Komunikasi terbuka termasuk evaluasi rutin bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain, umpan balik dan bagaimana penerimaannya, kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan juga perlu terbangun dengan baik. Selain itu juga mencakup liburan tim, akhir pekan dengan keluarga dan memberi kesempatan bagi anggota tim untuk menjaga dan membina koneksinya di luar pekerjaan. Selain itu juga merangkum kesempatan belajar secara berkelanjutan bagi semua anggota organisasi.

Memabangun Lingkungan Kerja Inklusif 

Semua karyawan perlu menghargai keamanannya terlepas dari keberagaman identitas yang mereka miliki. Karyawan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dan berkembang serta mendapatkan akses yang sama untuk semua fasilitas dan penghargaan yang ada. 

Merancang Tujuan dan Penghargaan yang Jelas untuk Karyawan 

Merencanakan indikator kinerja yang terukur untuk setiap karyawan membantu menciptakan persaingan yang sehat antar karyawan. Hal ini juga meningkatkan kinerja karyawan, karena mereka akan termotivasi jika diperlakukan sama dan memiliki tujuan jelas yang dapat mereka capai.

Tentang Penulis

Defka Yuliani