Jenis Tes Psikologi dalam Proses Rekrutmen

Tes psikologi menjadi tahapan wajib dalam proses seleksi kerja. Kandidat harus melewati tahapan tersebut untuk mencapai posisi pekerjaan terkait. Tak jarang Kita temui jenis tes psikologi yang perekrut berikan berbeda antara satu sama lain. Lalu sebenarnya apa saja jenis tes psikologi yang sering perekrut pakai untuk menemukan kandidat terbaik ?

Apa itu tes psikologi ?

Definisi kepribadian sendiri adalah beragam karakteristik dan sifat yang menentukan perilaku dan sikap dari individu. Setiap orang memiliki kepribadian yang unik dan tidak ada dua kepribadian di dunia ini yang benar-benar sama. Kepribadian memiliki sifat relatif permanen dan tidak berubah. Hal ini menjadi alasan mengapa setiap orang mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap berbeda baik dalam tindakan, pola pikir, perasaan dan juga cara menanggapi situasi.

Alasan Pentingnya Tes Psikologi dalam Proses Rekrutmen

Hasil penelitian CareerBuilder dalam talentics.id menjelaskan jika 33% karyawan baru membuat keputusan untuk resign dari pekerjaan hanya dalam waktu enam bulan karena menyadari ketidakcocokan dengan pekerjaan mereka. Hal ini berdampak negatif bagi perusahaan, karena terjadi penurunan efektifitas waktu, tenaga, dan sumber daya serta kegagalan memberikan kinerja untuk mewujudkan strategic planning.

Tingginya turnover karyawan juga berdampak pada tingginya biaya perekrutan yang harus perusahaan keluarkan. Angka ini juga menjadi sinyal jika perusahaan harus memperbaiki sistem rekrutmennya agar menemukan kandidat terbaik.

Baca juga: Angka Turnover : Apa dan Bagaimana Cara Menguranginya?

Kecocokan karyawan dengan pekerja dan budaya perusahaan menjadi faktor penting penentu loyalitas kandidat dalam bekerja. Meskipun pelamar mempunyai kualifikasi, keterampilan dan pengalaman profesional, namun ketika mereka kurang terbiasa dengan budaya kerja, karakteristik pekerjaan ataupun hirarki di perusahaan akan meningkatkan kemungkinan mereka meninggalkan pekerjaan. Oleh karena itu, sebelum menemukan kandidat terbaik, maka perekrut harus menyusun dan menyiapkan profil serta persyaratan karyawan ideal yang sesuai dengan perusahaan.

Kecerdasan, keterampilan dan pengalaman tetap menjadi faktor penting dalam memilih seorang karyawan, namun pada industri 4.0 dengan perubahan dan perkembangan sangat pesat maka potensi karyawan juga menjadi faktor penting yang menjadi perhatian perusahaan.

Tes psikologi memiliki peran penting untuk menemukan kandidat yang cocok dengan persyaratan karyawan ideal perusahaan. Selain itu, tes ini juga memberikan gambaran bagaimana seorang kandidat nantinya akan berkontribusi untuk mensukseskan tujuan dan meningkatkan produktivitas serta kinerja perusahaan. Tes kepribadian juga bisa menemukan potensi yang karyawan miliki nantinya.

Tes Psikologi dalam Tahapan Rekrutmen

Pengetahuan mengenai jenis-jenis tes psikologi sangat penting untuk menentukan tes terbaik dalam proses seleksi karyawan. Dari Dream Talent dalam talentics.id jenis tes psikologi terbagi menjadi beberapa kategori berikut ini:

Big Five Personality Model (OCEAN)

Jenis tes psikologi OCEAN menilai kepribadian kandidat melalui 5 faktor yaitu Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, and Neuroticism. Masing-masing faktor ini akan terbagi kedalam beberapa aspek tertentu.

OCEAN menjadi model pengukuran kepribadian yang perusahaan sejak zaman dahulu gunakan. Dalam Consensus of Researches and Psychologists Worldwide menyebutkan bahwa big five personality model sebagai tes psikologi terbaik dan terlengkap.

Big five menggambarkan kepribadian seseorang dengan lebih baik, karena mengukur setiap faktor dalam satu kontinum. Hasil pengujian model ini akan memberitahu Anda dengan persentase angka bahwa kandidat tersebut 60% introvert dan 40% ekstrovert. Hal ini akan menggambarkan keunikan dan kecenderungan kepribadian seseorang, karena tidak ada yang bisa 100% ekstrovert atau 100% introvert.

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Model ini sangat populer di berbagai kalangan, Anda  bisa menemukan jenis tes ini di mana-mana termasuk di media sosial. Pada tes MBTI karakteristik atau kepribadian individu terbagi menjadi 4 dikotomi yaitu INFP, ISTJ, INTP dan lain-lain.

MBTI pertama kali dikembangkan oleh Katharine Briggs dan Isabel Myers pada 1944. Meskipun sudah banyak yang mengenal, namus MBTI mendapatkan kritikan dari banyak orang karena dinilai tidak mempunyai bukti untuk validitas dan reliabilitas sebagai salah satu alat dalam tes psikologi. Walaupun demikian, masih banyak perusahaan yang tetap menggunakan MBTI sebagai metode pengukuran kepribadian kandidat.

Penilaian MBTI terlihat melalui empat aspek yaitu bagaimana seseorang mendapat energi, pengelolaan informasi, persiapan lingkungan serta pandangannya terhadap dunia. Berbeda dengan tes OCEAN, MBTI meyakini jika seseorang hanya mempunyai satu kepribadian atau seseorang menjadi 100% ekstrovert atau 100% introvert.

DISC

Model ini sedikit berbeda jika dibandingkan dengan tes psikologi sebelumnya, DISC mempunyai kecenderungan untuk menilai tipikal perilaku individu bukan kepribadian seseorang. Penilaian DISC dilakukan melalui pengukuran 4 poin perilaku yaitu Dominance, Influence, Steadiness and Conscientiousness.

Pengukuran DISC terlihat dalam sebuah lingkaran, di mana 4 area perilaku akan membentuk satu kuadran dan penilaian kepribadian individu akan berakhir pada satu titik dalam lingkaran. Kemudian, individu akan terbagi dalam salah satu dari jenis profil yang tersedia. Seperti MBTI, tes psikologi DISC juga mengkategorikan seseorang hanya memiliki satu kepribadian.

Perbedaan antara MBTI dan DISC terletak pada penilaian validitas dan reliabilitasnya, DISC bisa menyatakan kedua poin tersebut dengan baik. Namun, DISC bukanlah tes psikometri yang bisa menilai kepribadian seseorang, selain itu model ini juga tidak mampu memprediksi prestasi kerja kandidat.

Tes psikologi menjadi tahapan penting yang harus dijalankan oleh perusahaan, selain membantu menemukan kandidat terbaik dan cocok dengan keinginan perusahaan, tes ini juga membantu memprediksi kinerja dan kesuksesan kandidat selama berkontribusi dalam perusahaan.

Tentang Penulis

Defka Yuliani