Kesuksesan adalah dambaan setiap orang, kesuksesan terkadang menjadi sebuah tolak ukur seseorang dalam karirnya. Namun bagaimana jika kesuksesan yang telah diraih sama sekali tidak membuat Anda bangga, maupun puas terhadapnya? melainkan Anda justru merasa cemas dan tidak pantas mendapatkan kesuksesan tersebut, padahal Anda telah bersusah payah dalam mencapainya. Hal tersebut dapat Anda rasakan apabila Anda adalah seorang orang dengan impostor syndrome.
Impostor syndrome adalah kondisi psikologis yang menggambarkan suatu pola perilaku yang seringkali meragukan bahkan merasa tidak pantas meraih pencapaian dan kesuksesan diri sendiri. Seseorang yang mengalami impostor syndrome biasanya menganggap dirinya tidak cerdas, kreatif, maupun berbakat seperti yang orang lain lihat. Orang dengan syndrome ini justru merasa setiap pencapaian yang diraihnya disebabkan oleh faktor kebetulan atau keberuntungan semata, sehingga ia tidak merasakan pencapaian dan kerja kerasnya sendiri.
Perasaan yang dialami oleh orang dengan impostor syndrome biasanya merasakan ketakutan bahwa suatu saat orang lain akan mengetahui jati dirinya yang asli dan akan dianggap sebagai penipu. Hal ini juga dikarenakan nama lain dari impostor syndrome, yang dikenal dengan istilah “sindrom penipu”. Kondisi psikologis yang dialami oleh orang dengan sindrom penipu tidak digolongkan kedalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), yang artinya impostor syndrometidak termasuk kedalam penyakit jiwa.
Tanda-Tanda Impostor Syndrome
Pada umumnya, seseorang dengan impostor syndrome selalu memiliki keraguan dalam hidupnya. Seseorang dengan impostor syndrome selalu khawatir terhadap persepsi orang lain tentang pencapaian dan kemampuannya, sehingga ia merasa dirinya tidak layak mendapatkan kesuksesannya sendiri. Selain itu, tanda-tanda orang dengan impostor syndrome selalu menjaga citra akan dirinya sendiri di depan orang lain, berikut tanda-tandanya :
1. Takut akan Performa Kerja dan Meragukan Diri Sendiri
Seorang orang dengan impostor syndrome memiliki rasa takut bahwa rekan kerja dan atasannya mengharapkan usaha yang lebih darinya dan membuat orang dengan impostor syndrome takut tidak berhasil menjalankannya. Rasa takut dan khawatir yang terlalu besar membuat orang dengan impostor syndrome menahan diri untuk mengeluarkan segala potensi yang dimilikinya untuk menghindari kesalahannya sendiri. Mereka khawatir yang mereka kerjakan bisa merusak performa kerjanya.
Kekhawatiran dan keraguan yang dialami orang dengan impostor syndrome menjadikan kesuksesan yang diraihnya seakan tidak ada artinya. Ketika orang tersebut meraih kesuksesan, alih-alih merayakannya, mereka justru khawatir tidak dapat mempertahankan pencapaiannya. Hal ini membuat orang dengan impostor syndrome menjadi meragukan dirinya sendiri sebelum mencoba mempertahankan apa yang telah dicapainya.
2. Menghindar dari Tanggung Jawab
orang dengan impostor syndrome bisanya hanya fokus dengan tugas yang sudah diberikan dan tidak ingin mengambil tugas lain yang sebenarnya bisa meningkatkan kualitas kerjanya. Hal ini dikarenakan orang dengan impostor syndrome takut mengganggu atau merusak kualitas tugas yang sudah di pegangnya, sehingga ia menghindari tanggung jawab lainnya, agar bisa fokus mengerjakan pekerjaan yang sudah ada. Hal ini juga tidak terlepas dari promosi yang akan didapatkannya. Akibat dari menghindari pekerjaan lain yang bisa meningkatkan kualitas kerja, membuat orang dengan impostor syndrome juga menghindari promosi yang akan diberikan. Mereka menghindari promosi karena tidak percaya diri dan merasa tidak pantas untuk mendapatkannya.
Disisi lain, beberapa kasus menunjukkan bahwa orang dengan impostor syndrome tidak merasa tertantang dalam pekerjaannya. Namun, ketakukan akan kegagalan kerap menghantuinya, sehingga mereka bisa berhenti untuk meraih prestasi atau naik jabatan yang memiliki tanggung jawab tambahan.
3. Menyangkal Potensi yang dimiliki
orang dengan sindrom penipu biasanya selalu menyangkal kompetensi yang mereka miliki, karena menganggap kesuksesannya berasal dari keberuntungan, kebetulan, atau peluang dari luar. Oleh karena itu, ketika seorang orang dengan sindrom penipu mengalami kesalahan dalam pekerjaannya, mereka cenderung menyalahkan diri mereka sendiri.
Penyebab dan cara menghadapi impostor Syndrome
impostor Syndrome dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
- Pola asuh yang diberikan orang tua untuk mengutamakan prestasi dan pencapaian, agar dipandang oleh orang lain.
- Lingkungan yang kompetitif, lingkungan ini membuat orang dengan impostor syndrome menjadi tidak percaya diri dengan kompetensi yang dimilikinya dan merasa orang lain lebih hebat dan lebih baik darinya.
- Peran baru yang diberikan, peran yang asing menjadi salah satu penyebab dari impostor syndrome, karena hal berikut ini membuat seseorang merasa tidak percaya diri untuk mengemban tugas baru, dan khawatir akan berdampak pada kinerjanya.
Walaupun impostor syndrome tidak termasuk kedalam jenis gangguan mental, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja, orang dengan impostor syndrome akan mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, hingga menyebabkan depresi. Untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa cara untuk menghadapi impostor syndrome pada diri Anda :
- Mengakui Perasaan
Bagi orang dengan impostor syndrome, langkah pertama untuk menghadapinya adalah dengan mengakui dan menyadari apa yang sedang dirasakan. Hal tersebut bisa dimulai dengan bercerita bersama orang terdekat atau menuliskan perasaan lewat buku harian. Tuliskan semua perasaan dan keraguan yang dirasakan, hal ini mampu membuat orang dengan impostor syndrome menyadari bahwa keraguannya sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.
- Membagikan Ilmu
Untuk memastikan kemampuan dan menguji kemampuan yang dimiliki, orang dengan impostor syndrome dapat mencoba membagikan ilmu yang dimilikinya. Dengan harapan, ilmu yang dibagikan dapat bermanfaat bagi yang menerimanya seperti junior maupun rekan kerja. Hal tersebut akan membuat orang dengan impostor syndrome menyadari seberapa besar atau kecil kompetensi yang dimilikinya.
- Melawan pikiran Negatif
Saat pikiran negatif datang menghampiri, cobalah untuk melawan pikiran tersebut dengan mengatakan hal baik. Misalnya dengan mengatakan bahwa usaha apa yang sudah dilakukan untuk mencapai kesuksesan. Dengan ini pikiran-pikiran negatif yang mengganggu dapat dinetralisir, dan dijauhkan dari rasa khawatir.
Akui Kesuksesan yang Telah Diraih
Mencapai kesuksesan tidaklah mudah, maka dari itu akuilah kesuksesan yang telah susah payah diraih. Biasakanlah untuk mengakui kesuksesan yang diraih dari hasil usaha, dan keahlian sendiri. Intinya, ingatlah bahwa setiap kesuksesan yang diraih memang layak untuk didapatkan, dan ingat juga bahwa tempat yang saat ini didapat merupakan hasil upaya sendiri sehingga patut untuk diakui bukan sekedar keberuntungan dan kebetulan yang lewat.