Salah satu alasan karyawan memutuskan untuk meninggalkan perusahaan adalah mereka tidak mendapatkan work life balance.
Apa Itu Work Life Balance
Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan tidak berarti bahwa karyawan memperoleh keseimbangan rasio yaitu 50 persen waktu mereka untuk bekerja dan 50 persen lainnya digunakan untuk kehidupan pribadi.
Work life balance yang dimaksud adalah dimana seseorang memiliki rasio waktu yang tepat untuk mencapai impian karirnya dan tetap bisa menjalankan aktivitas tertentu yang menciptakan kebahagiaan pada kehidupan pribadinya. Besaran rasio bisa berubah seiring waktu, tergantung pada prioritas individu tersebut. Work life balance didefinisikan sebagai tindakan untuk memisahkan dan menjaga keseibangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi seseorang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu satu dan yang lain.
Keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi setiap individu berbeda. Hal ini tergantung pada prioritas hidup seseorang. Pekerjaan yang memungkinkan Anda untuk menjaga keseimbangan kehidupan pekerjaan dan pribadi akan membantumu mencapai jenjang karir impian sekaligus menikmati kehidupan saat tidak penuh dengan pekerjaan.
Alasan Pentingnya Work Life Balance
Work life balance menjadi hal yang selalu menjadi perhatian dalam dunia pekerjaan. Beberapa alasan yang membuat work life balance itu penting adalah:
Menjaga Kesehatan Mental
Pengaruh kesehatan mental tentu sangat mempengaruhi kebahagiaan seseorang.Work life balance membuat individu bahagia ketika datang untuk bekerja, hal ini membantu mengurangi stress dan burnout karena pekerjaan.
Stress yang berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan masalah pada kesehatan mental seseorang seperti depresi, kecemasan, dan insomnia. Tekanan pekerjaan yang menjadi sumber stress dan berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan karyawan burnout. Hal ini bisa menyebabkan dampak negatif seperti perubahan suasana hati, sulit mengendalikan emosi, sampai kelelahan yang tidak terhindarkan, hal ini akan menurunkan produktivitas karyawan. Hal tersebut bisa terhindari jika perusahaan menerapkan work life balance.
Menjaga Kesehatan Fisik
Selain berpengaruh pada kesehatan mental, tekanan dan waktu kerja yang panjang juga mengganggu kesehatan fisik karyawan. Terutama, jika dalam pekerjaan karyawan tidak bisa mengambil waktu istirahat dengan tepat sepanjang hari. Contoh permasalahan kesehatan fisik yang muncul karena terlalu banyak bekerja adalah menimbulkan rasa nyeri atau sakit pada tubuh, terutama jika lingkungan kerjanya tidak ergonomis. Selain itu menghabiskan waktu terlalu lama untuk bekerja juga meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Karyawan
Work life balance memungkinkan karyawan untuk bercengkrama dan berdiskusi satu sama lain, serta melakukan hobi atau kesenangannya di luar pekerjaan. Kegiatan berbagi cerita dan pengalaman akan menambah pengetahuan dan pengalaman seseorang. Hal ini akan membuat seseorang memiliki hubungan sosial antar karyawan terjalin dengan baik. Selain itu, kerja sama tim yang solid, akan meningkatkan produktivitas tim dalam bekerja.
Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas perusahaan tergantung pada kinerja dan produktivitas karyawan. Hal ini menjadi alasan pentingnya work life balance. Ketika seseorang memiliki keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, maka mereka akan merasa lebih bahagia ketika bekerja dan hal ini akan meningkatkan produktivitasnya.
Begadang setiap malam dan bekerja lembur mungkin terlihat seperti meningkatkan produktivitas, tetapi pada kenyataannya, hal ini bisa menjadi penyebab penurunan produktivitas karyawan tersebut.
Perasaan senang selama bekerja juga mendorong peningkatan kreativitas karyawan, sehingga mereka bisa memberikan ide dan menciptakan pembaharuan dalam organisasi. Hal ini akan mendorong pertumbuhan produktivitas perusahaan.
Meningkatkan Loyalitas Karyawan dalam Bekerja
Ketika karyawan termotivasi dan merasa senang dengan pekerjaannya maka mereka cenderung loyal dan terlibat dalam berbagai kegiatan perusahaan. Sebagian pebisnis meyakini jika loyalitas karyawan terpicu ketika mereka mendapatkan tekanan atau insentif. Cara ini mungkin efektif untuk jangka pendek, namun tekanan akan menciptakan kecemasan, stress dan kebencian karyawan pada pekerjaannya dan berdampak negatif dalam jangka panjang.
Pada kenyataannya karyawan dengan tingkat stress yang lebih rendah dengan kesehatan mental dan fisik yang baik serta menjalin hubungan sosial baik dengan rekan kerja lebih termotivasi untuk terlibat langsung dalam pekerjaan dan bersifat lebih loyal terhadap perusahaan. Work life balance tentu sangat karyawan perlukan agar mereka bisa bertahan dan tetap loyal pada organisasi.